Aku, Dia, Es Krim, dan Bulan
Bulan purnama malam ini. Betapa beruntungnya kami. Meski tidak ada perbedaan cahaya di taman ini karena lampu taman temaram itu telah mengsubtitusi cahaya bulan, aku tetap tersenyum sambil menatap laki-laki tampan di sebelahku yang asyik dengan es krim di tangannya. Dia menoleh sambil tersenyum membalas senyumku, "Apa?" Katanya. Aku menggeleng sambil tetap tersenyum, mengalihkan pandanganku pada lapangan di depan kami yang digunakan beberapa anak remaja untuk bermain skate board. Tidak ada percakapan diantara kami. Hanya sibuk dengan es krim di tangan masing-masing yang tinggal setengah. Udara panas di malam musim kemarau membuat rasa es krim ini terasa lebih nikmat. Apalagi memakannya bersama seseorang yang membuat hatimu hangat. Dan aku mendongak untuk memandang wajah tampannya lagi. Dia sedang menikmati sisa-sisa es krimnya sambil memperhatikan anak-anak yang kini beralih bermain bola basket. Dia menoleh lagi dan tersenyum lagi, "Apa?" Aku menggele...