Aku, Dia, Es Krim, dan Bulan


Bulan purnama malam ini. Betapa beruntungnya kami.

Meski tidak ada perbedaan cahaya di taman ini karena lampu taman temaram itu telah mengsubtitusi cahaya bulan, aku tetap tersenyum sambil menatap laki-laki tampan di sebelahku yang asyik dengan es krim di tangannya.

Dia menoleh sambil tersenyum membalas senyumku, "Apa?" Katanya.

Aku menggeleng sambil tetap tersenyum, mengalihkan pandanganku pada lapangan di depan kami yang digunakan beberapa anak remaja untuk bermain skate board.

Tidak ada percakapan diantara kami. Hanya sibuk dengan es krim di tangan masing-masing yang tinggal setengah. Udara panas di malam musim kemarau membuat rasa es krim ini terasa lebih nikmat. Apalagi memakannya bersama seseorang yang membuat hatimu hangat. Dan aku mendongak untuk memandang wajah tampannya lagi. Dia sedang menikmati sisa-sisa es krimnya sambil memperhatikan anak-anak yang kini beralih bermain bola basket.

Dia menoleh lagi dan tersenyum lagi, "Apa?"

Aku menggeleng kembali. Dan mengalihkan pandanganku pada arah pandangannya sebelum memergokiku menatap wajahnya. Anak-anak yang bermain bola basket.

Bulan purnama malam ini. Ah, betapa beruntungnya kami.

Satu tahun telah berlalu sejak pertemuan pertama kami. Semua hal tentangnya indah, semua hal tentang kebersamaan kami indah, semua kekonyolan kami indah, semua marah kami indah, semua sedih kami indah, semua harapan kami indah, semua mimpi kami indah. Semuanya, semuanya, semuanya indah.

Aku ingin bersamanya. Meski hanya duduk diam seperti ini, meski hanya dengan sebatang es krim seperti ini, meski hanya disinari temaram lampu taman seperti ini, meski hanya menonton anak-anak bermain bola basket seperti ini, dan semua meski-meski yang lain yang tidak terlintas dalam benakku sekalipun.

Aku tersenyum dan menoleh padanya yang menatapku, "Apa?" Tanyaku.

Dia hanya tersenyum sambil menatap bulan bulat sempurna tepat di atas kepalanya.

"Hei!" Kataku.

Dia menoleh, "Apa?"

Aku menatap matanya sambil tersenyum, "Aku sayang kamu."

Dia tersenyum semakin lebar, "Aku sayang kamu sampai ke bulan."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Tentang Bahagia

Hey!

Pakaian Perempuan