Everybody is Changing

Di sebuah restoran cepat saji, sepulang kajian saya dan teman saya malah kembali berbuat dosa dengan membicarakan orang-orang yang berada di masa lalu kami (Astaghfirullah, bukan untuk ditiru ya kebiasaan ghibah ini).

“Eh, si A kan nikahnya sama si B?”
“Hah? Si A yang pacaran sama cewek cantik seangkatan kita?”
“Iya. Lo tau nggak sih dulu kan mereka bagai langit dan bumi. Kayaknya nggak mungkin aja gitu mereka nikah.”
“Hahaha. Iya, gw tau. Nggak nyangka banget. Trus kembarannya nikah sama siapa?”
“Sama teman SD gw. Tuh anak kembar dapetin cewek tajir semua tau.”
“Keren. Eh, waktu itu gw pernah kepo. Si cewek cantik nikah muda gitu kan? Sebelum lulus kuliah.”
“Eh, iya. Dulu dia kan cantik banget ya. Sekarang gw liat biasa aja loh, sama aja kayak gw. Ibu-ibu biasa. Sekarang malah cantikan si C.”
“Iya, tapi si C kan emang cantik. Cuma gemuk aja. Dia udah mulai nurunin BB sejak kelas tiga kan?”
“Iya. Emang dia cantik.”
“Si D tuh sekarang di London ya? Waktu itu pernah jadi narasumber di metro tv gitu. Hebat ya dia.”
“Dia kan emang pinter. Cuma emang cupu aja.” Dan kami tertawa.
“S2 loh skrg dia di London.”
“Keren ih. Eh, iya lo inget si E nggak sih? Dia gaul ya sekarang?”
“Iya. Ikutan fun run kemana-mana gitu dia. Tapi baguslah, orang pinter kayak dia harus banyak bergaul.”
“Eh, gw tetep masih iri sih sama si F. Dia jalan-jalan mulu ke luar negeri. Istrinya juga cantik.”
“Dia kan pengusaha.”

Dan banyak lagi obrolan tentang teman-teman kami dengan hidup mereka kini. Bukan membanding-bandingkan dengan hidup kami yang luar biasa ini dengan hidup mereka, tapi lebih ke merasa takjub dengan perjalanan hidup kami dan mereka.

Kami dan mereka yang pernah berbagi waktu yang sama di sekolah yang sama menjadi seseorang yang berbeda-beda pada akhirnya. Sampai kami mengambil satu kesimpulan:

“Orang-orang pada berubah ya?”
“Iya. Dan mungkin kalo orang lain ngeliat kita juga mereka bilang kita berubah.”
“Hahahaha. Iya.”

Beberapa orang berubah. Seiring perjalanan waktu dan persinggungan dengan kehidupan yang lain membuatnya berubah. Entah mimpi. Entah usaha dalam meraih mimpi. Entah cinta. Entah cara dalam mengerti cinta. Entah hidup. Entah pandangan tentang hidup. Entah apapun.

Beberapa orang semakin kuat dengan perubahan dalam hidupnya. Beberapa orang menyerah. Beberapa orang tidak peduli selama dia bisa hidup dan tidak terganggu kehidupannya. Beberapa orang tidak bisa menerima perubahan hingga ia hidup dalam genangan eh kenangan.

Obrolan yang seharusnya tidak berguna ini membuat saya memikirkan tentang hidup saya. Dari awal saya bisa mengingatnya hingga saat ini. Yes, I am changed, a lot. Dan saya bersyukur bahwa perubahan-perubahan saya memberikan saya perspektif berbeda-beda tentang kehidupan. Karena yang paling sulit dimengerti dari hidup adalah kehidupan itu sendiri.

Saya tidak bisa bilang bahwa saya semakin kuat, tapi saya yakin bahwa saya semakin bijak. Saya semakin mengerti tentang hidup saya. Semakin tenang dalam menjalaninya. Semakin tahu apa yang saya mau. Semakin jelas muara mana yang harus saya tuju.

“Lo kenal X nggak sih? Anak IPS.”
Saya menggeleng, “Mungkin kalo dikasih liat mukanya gw kenal. Tapi gw lupa. Kenapa emang?”
“Dia udah meninggal. Serangan jantung tau nggak sih lo. Serem banget nggak sih seumur kita udah serangan jantung.”
“Innalillahi. Si Y juga kan? Udah lama kalo nggak salah.”
“Iya.”
“Ih, gw jadi inget si Z. Gw datang tuh pas dia meninggal. Nggak nyangka gw.”
“Iya. Mati nggak liat tua dan muda.”

Seseorang mungkin berubah, mungkin tidak. Tetapi setiap orang pasti akan mengakhiri kehidupannya. Entah berubah ataupun tidak.

Just relax and wait your turn!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialog Tentang Bahagia

Hey!

Pakaian Perempuan