Fight For My Way (2017)

sumber: wikipedia.com

Saat teman saya sedang tergila-gila pada So Ji Sub yang katanya semakin tua semakin seksi, saya sedang nge-fans berat pada Park Hae Jin yang meski sudah tua masih saja terlihat muda. Tapi bukan itu yang mau saya bahas ditulisan saya kali ini. Saya mau membahas tentang drama Korea terbaru yang saya tonton yang berjudul Fight For My Way. Entah review, entah curhat. Drama ini menurut saya worth to watch bahkan harus ditonton diantara jutaan drama Korea yang saya tonton. (OK, ini berlebihan)


Dalam keamatiran dan kekurang modalan saya sebagai penggemar drama Korea, akhirnya saya menemukan drama Korea dimana semua pemainnya adalah ‘orang biasa’. Bukan alien, bukan putri duyung, bukan siluman, bukan malaikat maut, bukan time traveler, bukan dewa laut, dan juga tidak ada anak orang super super super kaya yang mereka sebut dengan chaebol. Semua itu tidak ada, yang ada hanya ‘orang biasa’ yang hidup di dunia yang biasa, namun punya kisah hidup yang luar biasa.

Drama ini berkisah tentang empat orang yang bersahabat sejak kecil dengan perjuangan mereka dalam menggapai mimpi mereka masing-masing. Ko Dong Man yang memiliki passion di dunia seni beladiri, Choi Ae Ra yang benar-benar bermimpi menjadi announcer, Baek Sul Hee yang ‘hanya’ bercita-cita menjadi ibu rumah tangga yang baik, dan Kim Jo Man yang tidak pernah memiliki mimpi atau passion, tetapi ia memiliki kemampuan yang diatas rata-rata terhadap sesuatu yang membuat dia berhasil dalam pekerjaannya.

Di usia mereka yang hampir memasuki kepala tiga mereka mulai resah dengan keadaan hidup mereka. Ko Dong Man yang terpaksa merelakan mimpinya 10 tahun yang lalu mulai berpikir untuk kembali mengejar passion-nya setelah dimanfaatkan oleh seniornya di sebuah pekerjaan dan bertemu lagi dengan rival bebuyutannya yang justru sinarnya makin cemerlang 10 tahun kemudian setelah insiden yang melibatkan mereka berdua. Choi Ae Ra yang mencoba lagi mengejar mimpinya karena dia dipecat dari pekerjaannya hanya karena dia bertugas sesuai dengan job desk-nya dan dikhianati atasannya karena dia tidak punya kenalan orang dalam untuk mendapatkan jabatan yang lebih baik. Baek Seul Hee, yang mimpinya ‘sesederhana’ menjadi ibu rumah tangga namun sulit sekali untuk mewujudkannya meski ia sudah memiliki pacar yang sangat dicintainya. Dan Kim Jo Man yang meski sudah menjadi Asisten Manajer selalu merasa tidak cukup untuk memberikan kebahagiaan pada pacarnya.

Awal-awal episode memang agak membosankan. Karena seperti genre slice of life lainnya, drama ini mengajak kita untuk berpikir seberapa bahagiakah kita dengan hidup kita sekarang. Apakah ini hidup yang kita inginkan? Karena mengajak berpikir itulah saya menjadi agak bosan karena terlalu banyak dialog. Tetapi setelah Dong Man dan Ae Ra memutuskan untuk kembali mengejar mimpi mereka cerita kembali menarik karena menurut masyarakat mereka terlalu tua untuk baru memulai mengejar mimpi mereka.  Mereka memutuskan untuk tetap berusaha meski penolakan demi penolakan mereka terima, meski cemoohan rival mereka membuat panas telinga, dan meski mereka tahu bahwa mereka akan berhasil dengan mimpi mereka atau menjadi semakin miskin demi mimpi mereka. 

Bukan drama Korea dong namanya kalo nggak ada kisah cintanya. Romansa di drama ini terjadi antara Dong Man dan Ae Ra yang maju mundur untuk mengakui bahwa rasa yang mereka punya lebih dari sekedar teman dan Jo Man dan Sul Hee yang diuji perjalanan cinta mereka yang sudah 6 tahun pacaran dengan kehadiran orang ketiga. Juga ada cerita tentang masalah mereka dengan masing-masing keluarganya yang penuh liku-liku. Dan cerita kenapa Dong Man berhenti mengejar mimpinya 10 tahun yang lalu.

Buat saya sih, saya nggak dapat feel untuk cerita cintanya. Klise menurut saya, sahabat jadi cinta. Dan yah, oke saya akui, cerita cinta tanpa melibatkan orang super kaya jadi sesuatu yang ceritanya kurang greget. Saya lebih suka pada cerita tentang perjuangan hidup mereka dan persahabatan mereka. Oh, dan jangan lupakan si pelatih Dong Man yang setia berjuang 10 tahun lamanya untuk membuat Dong Man kembali menekuni seni beladiri. Dan buat saya, si pelatih inilah yang sebenarnya pejuang sejati. 

Well, apapun itu. Seperti yang saya bilang drama ini layak banget untuk ditonton. Out of the mainstream Korean drama. Dimana hidup nggak selalu tentang cinta dan harta. (Eeaa)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pakaian Perempuan

Dialog Tentang Bahagia

Kimbab/ Gimbab